Kamis, 07 Februari 2013

MATEMATIKA ITU.....



Sehari-hari dalam kehidupan manusia, kita mengenal angka, bilangan, hitungan dan matematika. Di rumah, di perjalanan, di stasiun kereta api, di rumah sakit yah…dimana saja kita akan menjumpai angka bilangan.
Tak dapat dibayangkan, bagaimana jadinya dengan dunia ini sekiranya manusia tidak mengenal hitungan atau matematika. Mungkin dunia akan tetap dalam kebodohan. Sepi dan kosong melompong. Tak ada bangunan, tak ada jembatan tak ada kegiatan ekonomi. Bahkan tak ada gerak. Pokoknya gak ada apa-apa deh. Mengapa? Sebab apa yang ada sekarang ini semua diawali dengan hitungan dan matematika.
Nampaknya sejak manusia mengenal cara hitung-menghitung, dapat dikatakan peradaban dimulai. Kapan manusia mengenal bilangan atau hitungan?
Sejarah mengungkapkan bahwa manusia manusia-manusia primitif yang hidup berabad-abad yang lalu ternyata sudah mengenal hitungan. Mereka telah mengenal hitung-menghitung meskipun masih sangat sederhana. Alat hitungan pertama yang mereka gunakan adalah jari-jemari yang ada., yaitu 20. diperkirakan kemampuan mereka menghitung hanya sampai 20 saja.
Kemampuan manusia menghitung sampai 20 ini dapat diselidiki melalui penelusuran sejarah bahasa Prancis. bilangan 80 dan 90 dalam bahasa Perancis diucapkan “quatrevingt” dan “quatrevingt-dix” yang artinya “empat-duapuluh” dan “empat-duapuluh-sepuluh”. Bilangan duapuluh menjadi dasar hitungan dan lipatan. Manusia hanya memiliki jari 20, maka setelah sampai bilangan 20 manusia primitif tidak bisa menghitung lagi. Selama bilangan-bilangan di atas 20 belum diketemukan.
Perkembangan selanjutnya dicapai ketika manusia mulai hidup menetap di suatu tempat dan mulai menggunakan alat bantu untuk menghitung, yang mula-mula adalah kerikil. Tiap kerikil mempunyai nilai angka tertentu.

Bangsa Cina mengenal alat hitung yang disebut sempoa. Ini adalah hasil dari perkembangan batu-batu kerikil yang ditaruh dalam lubang-lubang di tanah. Orang Inka yang tinggal di Peru, Amerika Selatan menggunakan tali-temali yang bersimpul-simpul untuk menyatakan bilangan. Tiap simpul memiliki nilai bilangan sendiri.
Alat-alat hitung ini yang kemudian membantu perkembangan ilmu hitung (arithmatika) dan geometri, dua ilmu yang menjadi pilar utama dari matematika. Dari sinilah peradaban manusia yang sesungguhnya dimulai. Manusia tak hanya mengenal ilmu ekonomi dan perdagangan tanpa mengetahui hitungan atau ilmu hitung yang diketemukan oleh bangsa Mesopotamia dan Hindu. Tak akan ada gedung-gedung pencakar langit dan jembatan-jembatan yang kokoh bila tak ditemukan ilmu dan teknik geometri oleh ahli matematika bangsa Mesir Kuno.
Peradaban membawa kehidupan mencapai kemajuan dan dunia tak lagi sepi. Teknologi semakin maju pesat, karena manusia memang makhluk yang paling pandai dan tidak pernah puas. Dengan akal budinya, manusia terus-menerus mengembangkan penemuan-penemuannya. Alat-alat hitung yang semula hanya jari-jemari kini tak lagi berfungsi lagi untuk hitung-menghitung.

El widra